Teknik Histologi adalah tahapan2 dalam melakukan teknik sito-histologi dimulai
dari mendapatkan jaringan sampai dihasilkan preparat yang siap diperiksa secara
mikroskopis
- Mendapatkan Jaringan
- Fiksasi
- Dehidrasi
- Clearing
- Embedding
- Sectioning/Cutting
- Mounting
- Staining
- Labeling
Mendapatkan
Jaringan
- Jaringan harus diduga tumor atau kelainan
- Jaringan harus sudah difikasasi sebelum 6 jam setelah kematian, bisa terjadi maserasi
- Pemotongan menggunakan pisau tajam ukuran biasanya (1,5x1x0,5) cm3
- Mendapatkan Jaringan
- Harus segera dimasukkan ke dlm larutan fiksasi (Volume 40x) selama 1 malam
- Tidak boleh dicuci
dg air (terjadi perubahan tekanan osmotik
- Tidak boleh
disimpan dlm NaCl 0,9 % -maserasi
- Tidak boleh dibekukan-pembentukan kristal es
dlm sitoplasma
-Jaringan berbentuk tulang harus
didekalsifikasi agar lunak dg HCl 0,5 %
Fiksasi Jaringan
Fiksasi
Jaringan adalah Proses mengawetkan jaringan agar awet dan kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan
dengan merendam jaringan ke lart fiksasi (volume min 20x besar jar) selama
24 jam
Manfaat
Fiksasi :
•Sel & jar keadaannya seperti hidup
•Membunuh Bakteri
•Mematikan sel secara serentak
•Mengeraskan jaringan
•Melindungi sel dari prosesselanjutnya
•Mempermudah pengecatan
•Melindungi sel/jar dari autolysis dan putrefaction
Fiksasi Jaringan
Berdasar
Cara Kerja :
P Precipitant fixatives (mengkoagulasikan protein) ex :
Mercuri klorida, alkohol
P Non Precipitant
fixatives (mendenaturasikan protein) ex : Potassium diphosphat
Berdasar
Tujuan Pemakaian :
P Micro
Anatomical Fixatives (melihat komponen jar scr keseluruhan) ex : susa, Bouin,
Zenker
P Cytological
Fixatives :
melihat komponen inti, ex : Fleming, Corney, Sanpelice.
melihat komponen sitoplasma, ex : Formaldehida (5% Formal saline), Fleming
dikurangi asam asetat galsial,
BERDASARKAN
KOMPOSISINYA
ü Simple fixative
(Zat fiksatif yang dipakai tunggal) ex : Mercuri Chlorida, Alkohol, Picric
Acid, Chromic Acid
ü Compound fixatives (Zat fiksatif yang digunakan secara
gabungan) ex : NaCl Formalin,
Suza, Zenker, dsb.
Kecepatan
penetrasi zat Fiksatif Berbeda-beda
ü Paling cepat : asam
acetat glacial
ü Paling lambat :
Osmium Tetraoksida (OsO4)
SIFAT
ZAT FIKSATIF
Alkohol -
Mengeraskan jaringan.
-
Daya penetrasi kuat.
-
Melarutkan kromatin
Asam Asetat Glasial-
Melunakan jaringan.
-
Daya penetrasi kuat.
-
Memfiksasi kromatin
Dehidrasi
Proses penarikan air secara aktif dari dalam jaringan
Proses
Dehidrasi
Untuk
memudahkan proses infiltrasi parafin ke dalam jaringan menggunakan
alkohol dari konsentrasi rendah-tinggi
Proses
Dehidrasi
} Contoh Proses
Dehidrasi
ü alkohol 70%.......... 1
hari
ü alkohol 80%........... 1 hari
ü alkohol 90%........... 1 hari
ü alkohol 95% .......... 1 hari
ü alkohol 95% .......... 1 hari
ü alkohol 100% ........ 1 hari
ü alkohol 100% ........ .1 hari
Alkohol dapat
dimurnikan kembali
dengan cuprisulfat
(CuSO4) Cuprisulfat -putih (tak mengandung air)
akan berubah menjadi biru (mengandung air). Ganti cuprisulfat
beberapa kali hingga warnanya tetap putih walaupun telah disimpan beberapa
hari. Cuprisulfat yang telah bewarna biru karena mengandung air dapat di
hilangkan airnya dengan cara memanaskan.
Proses
Dehidrasi
Lamanya
waktu tergantung pada :
- Besar kecilnya jaringan
- Konsentrasi jaringan
- Macam zat fiksasi yang dipakai
- Sifat clearing agent yang dipakai
Proses
Clearing
Syarat
clearing agent harus melarutkan alkohol dan parafin
Clearing
agent yang biasa dipakai :
- Xylene.
- Benzene
- Toluen
- Chloroform
EMBEDDING
Embedding adalah
Proses memasukkan jaringan ke dlm parafin cair untuk dibuat blok yg padat
Meliputi :
q Impregnation
q Blocking
q Trimming
Proses
Embedding
Impregnation.
proses penggantian larutan
toluen dengan parafin cair
Blocking.
Memasukkan jaringan ke dalam
parafin cair - dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak
Trimming.
Meratakan/merapikan jaringan yg
telah diblock parafin dengan menggunakan pisau atau langsung dengan mikrotome,
sehingga pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk jaringan yang baik
Proses
SECTIONING / CUTTING
SECTIONING / CUTTING
Sectioning adalah proses
pemotongan jar dengan mikrotom-ukuran sangat tipis 4-10 µ-tembus cahaya saat
diperiksa dg mikroskop
Diperhatikan
:
P Pisau harus
tajam
P Blok jaringan
harus dingin
P Ketebalan pemotongan harus disesuaikan dengan jenis jaringan
Proses
Sectioning
Dinginkan pada
lemari es / cold plate - akan terlepas dari cetakan bloknya dan tempatkan pada
hold mikrotome untuk dipotong (ketebalan
3 – 5 µ) -membentuk lembaran pita
MOUNTING
Menempelkan
potongan jaringan yg baik ke obyek glass
Proses
Mounting
} Obyek glass
diberi albumin agar Jar menempel dg baik
} Dimasukkan ke
dalam water bath suhu 30 0C - lembaran pita tidak melipat
} Bila sudah
menempel dikeringkan/ diriskan (Bisa dg Hot Plate)
} Stretching tissue in
warm water.
Staining
mewarnai preparat
mewarnai preparat
Staining
Macam
pewarnaan berdasarkan asal zat warna :
Natural
Dyes,
Acid Carmine : ekstrak serangga
betina yang hidup di pohon kaktus di daerah tropis.
Hematoxyline : getah pohon
Haematoxylinecampechianum
Syntetic
Dyes
Benzene, Quinone, Anilline.
Staining
Prinsip
Kerja Pewarnaan :
ü Secara umum zat
warna yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang bersifat basa dan
sebaliknya
ü cat netral
(gugus asam dan gugus basa keduanya berwarna) Misal :
ü Romanowsky
,(Camp methylen Blue & Eosin)
Staining
Berdasarkan
waktu :
- Direct Staining, molekul zat warna langsung ditangkap oleh jaringan, misalnya Eosin
- Indirect Staining, molekul zat warna baru bisa ditangkap oleh jaringan jika menggunakan zat perantara yang disebut Mordant, misalnya Haematoxyline menggunakan Potasium Alum sebagai mordantnya.
Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE)
Menggunakan 2 macam zat
warna yaitu
q Hematoksilin
-memulas inti sel dan memberikan warna
biru (basofilik)
q Eosin
yang merupakan counterstaining hematoksilin, memulas sitoplasma sel dan
jaringan penyambung dan memberikan warna merah muda dengan nuansa yang
berbeda.
Interpretasi hasil :
P Inti sel bewarna biru
P Sitoplasma bewarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi
warna pada komponen tertentu
0 comment:
Posting Komentar